Film Mantra Suruguna
Peregrine Studios Bersama Adhya Pictures dan ZK Digimax
Rilis Trailer dan Poster Film Mantra Suruguna,
Hadirkan Kengerian Iblis Yang Bangkit Dari Mantra dan Kutukan
Jakarta – Setelah lama dinanti oleh penikmat Film Horor Indonesia, akhirnya hari ini di studio 3 bioskop XXI Gandaria City Mall Jakarta Selatan, Peregrine Studios memperkenalkan untuk pertama kalinya Poster dan Trailer dari Film Mantra Surugana. Dalam kesempatan yang sama, juga diumumkan tanggal tayang dari Film karya Dyan Sunu Prastowo di seluruh jejaring bioskop Indonesia tanggal 27 Juli 2023.
Sebelum meneror bioskop Tanah Air dengan kengerian sosok iblis yang bangkit akibat mantra dan kutukan, Peregrine Studios lebih dulu merilis trailer dan poster film Mantra Surugana.
Produser Film Mantra Surugana sekaligus Chief Executive Producer Peregrine Studios, Ervina Isleyen, mengaku optimis trailer film ini akan menarik rasa penasaran penonton. “Dengan kolaborasi tiga pihak, kami menggarap ini secara detil dan serius dengan dedikasi dan komitmen yang tinggi serta berharap film perdana kami, Mantra Surugana dapat menyuguhkan kualitas tontonan terbaik di genre horor, yang nantinya dapat menjadi milestone kami di indutri perfilman Tanah Air”.
Sementara itu, Dyan Sunu Prastowo mengaku, tidak mudah menyajikan intisari cerita film ke dalam sebuah trailer berdurasi singkat. Tantangannya bagaimana dengan durasi yang cukup singkat, dapat mendeliver pesan film melalui sebuah cuplikan berdurasi 2 menit, yang diharapkan menggugah penonton agar penasaran dan ingin menonton filmnya," ungkapnya.
“Trailer film nya sukses bikin aku merinding, kengerian cerita dan terror dari sosok iblis yang dikisahkan sangat terasa”, ujar Sitha Marino yang merupakan salah satu pemain dalam Film ini.
Untuk poster film, kami menentukan dua konsep teaser poster dan main poster. Teaser poster menampilkan seperti apa bentuk dari iblisnya, sedangkan main poster sendiri membangun rasa penasaran penonton akan cerita filmnya, seperti wajah bolong yang terbuat dari lembaran kertas buku mantra yang terbakar dengan ekspresi wajah-wajah jajaran pemain yang dark," ungkap Ervina.
Film Mantra Surugana diperankan aktor-aktor Indonesia berbakat seperti Sitha Marino, Cindy Nirmala, Fergie Brittany, Shabrina Luna, Rafael Adwel, Dewa Dayana, Yusuf Mahardika. Film Mantra Surugana tayang serentak di seluruh bioskop seluruh Indonesia tanggal 27 Juli 2023 mendatang.
Penasaran dengan trailer film Mantra Surugana, saksikan mulai tanggal 20 Juni 2023, di channel Youtube Peregrine Studios lewat link: https://www.youtube.com/@peregrinestudios
*
Link download Foto Acara, Trailer dan Poster di:
https://drive.google.com/drive/folders/1D9Kmx4HGUraa3c-NI5w7yiTPbBwU6s4i
Ikuti terus kabar terkini dari PEREGRINE STUDIOS dan MANTRA SURUGANA di:
Instagram: @peregrinestudiosid @adhyapictures @mantrathemovie
Twitter: @MantraFilm
Tiktok: @mantrathemovie
TENTANG PEREGRINE STUDIOS
Peregrine Studios adalah sebuah studio film dan rumah produksi film layar lebar dan web series yang didirikan pada tahun 2022. Diprakarsai oleh Supardi Tan, Founder PT Digital Mediatama Maxima Tbk dan Co-Founder ZK International Group Co, Ltd, Ricky Wijaya, CEO Group Adhya dan Adhya Pictures, serta Felix Hamdany, CEO Harmoni Artha Indonesia.
Rumah produksi ini juga digawangi oleh dua sineas yang telah lama berkecimpung di dunia perfilman yaitu Ervina Isleyen (sebelumnya dikenal dengan nama Erna Pelita) yang sudah menjadi Produser sejak tahun 2003 dan Dyan Sunu Prastowo selaku Sutradara yang telah memulai karir sejak tahun 2005 dan melahirkan 10 karya film yang tayang di OTT dan 1 film layar lebar berjudul “Remember the Flavor”, menjadikan film ‘Mantra Surugana’ karyanya yang ke 12 di tahun 2023.
Peregrine Studios memiliki visi untuk dapat menjadi studio film yang memiliki kemampuan menciptakan, memproduksi, mendistribusikan konten orisinil berbasis lokal maupun internasional secara konsisten dan berkualitas, serta menyediakan fasilitas dan layanan produksi untuk mendukung perkembangan kreatif industri film di Indonesia.
Dalam beberapa tahun ke depan, PEREGRINE STUDIOS berencana melepas berbagai produk entertainment, termasuk di dalamnya kelanjutan Film MANTRA SURUGANA dan film-film lain yang mengangkat cerita misteri dari daerah lain di Indonesia.
TENTANG MANTRA DAN WARISANNYA
Film MANTRA SURUGANA, mengangkat Mantra Sunda dalam tradisi naskah lama. Ekspresi mantra diucapkan dalam bahasa Sunda kuno yang digunakan 5 abad silam. Mantra Sunda dipandang sebagai dokumen dan kearifan lokal budaya Sunda. Pengamal Mantra atau orang yang mengucapkan dan mengamalkan mantra tersebut menjadi suatu tujuan tertentu, beranggapan bahwa membaca Mantra sama dengan membaca Doa. Pada dasarnya Mantra adalah ekspresi doa, yang digunakan untuk suatu tujuan baik. Teks-teks Sunda klasik menyiratkan bahwa umumnya mantra digunakan untuk kebaikan, kesejahteraan, kesuburan dan kedamaian.
Mantra digunakan untuk menolak bala dan mara bahaya dalam upacara ruwatan. Sejak zaman Sunda kuno, laku ruwatan telah dilakukan untuk membersihkan lahan dari pengaruh buruk makhluk-makhluk jahat dan pengganggu, antara lain Udubasu, Kalabuat, Pulunggana, dan Surugana. Tapi ada juga yang menggunakannya untuk tujuan jahat untuk mencelakakan manusia.
Seiring berkembangnya kebudayaan Sunda, mantra bertransformasi dalam setiap zaman dan tetap eksis hingga saat ini di tengah masyarakat Sunda. Rajah, jangjawokan, asihan, adalah sebagian bentuk lain dari ungkapan mantra yang mengikuti konteks penyesuaian zaman dan penggunaannya di masyarakat. Antara lain dalam bentuk ungkapan bahasa, istilah, dan unsur kesakralannya. Namun selalu ada benang merah yang terbentang dari masa lalu hingga masa kini.
Kajian struktur dan makna mantra telah mampu menguak eksistensi dan fungsi Mantra dalam upaya mengungkap baik dan buruknya penggunaan Mantra. Mantra layak disikapi secara bijak agar Pengamal dan masyarakat awam dapat hidup berdampingan, selaras dan harmonis “MANTRA MENJADI BAGIAN DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT SUNDA”.
Naskah-naskah Sunda Buhun ‘Kuno’ termasuk salah satu unsur budaya yang erat kaitannya dengan kehidupan sosial budaya masyarakat yang melahirkan dan mendukungnya, yang tertulis pada daun gebang, lontar, gebang, bilahan bambu, dan kulit kayu (daluang). Secara umum isinya mengungkapkan peristiwa masa lampau yang menyiratkan aspek kehidupan masyarakat, terutama aspek sosial dan budaya.
Untuk informasi lebih lanjut, silahkan menghubungi:
Endah Dwi Ekowati
Public Relations
HP: 0815-877-4220
Email: endah.dwiekowai@gmail.com